Rabu, 06 Juli 2011

Wormhole, Terbentuknya Semesta Alam

(Kesimpulan) Dahulu, alam semesta yang jauh lebih besar daripada milik kita sekarang ini yaitu bintang raksasa yang runtuh. Ledakan berdesakan begitu banyak massa dan energi secara bersama menciptakan lorong cacing (wormhole) menuju alam semesta lain. Dan di dalam lorong ini, alam semesta kita sendiri lahir. Mungkin terlihat fantastis, tetapi fisikawan mengklaim bahwa skenario seperti itu bisa membantu menjawab beberapa pertanyaan yang paling membingungkan dalam kosmologi.

Sejumlah aspek tentang alam semesta tidak masuk akal. Salah satunya adalah gravitasi. Para ilmuwan tidak dapat membuat rumus matematika yang menyatukan gravitasi dengan tiga kekuatan dasar alam (basic forces of nature) yang lain yaitu tenaga kuat dan tenaga lemah nuklir serta elektromagnetisme. Masalah lain adalah energi gelap (dark matter) yaitu fenomena misterius yang tampaknya memperluas alam semesta ke tingkat percepatan, meskipun gravitasi seharusnya atau setidaknya memperlambat ekspansi.


Nikodem Poplawski dari Indiana University di Bloomington mengatakan bahwa teka-teki ini mungkin akibat dari terhentinya memecahkan alam semesta yaitu big bang. Teori big bang menyatakan bahwa alam semesta dimulai dari satu titik (singularitas, singularity) sekitar 13,7 miliar tahun lalu yang telah berkembang ke luar sejak saat itu. Poplawski berpendapat, mungkin perlu dipertimbangkan sesuatu yang ada sebelum big bang muncul.


Lorong cacing, menurut perhitungan Poplawski, adalah runtuhnya bintang raksasa di alam semesta lain yang bisa menciptakan sebuah saluran ruang dan waktu untuk alam semesta lain. Di antara kedua bukaan, kondisi dapat berkembang serupa dengan yang kita kaitkan dengan big bang. Oleh karena itu alam semesta terbentuk dalam lubang cacing.


Skenario seperti itu bisa mengatasi quandaries tentang gravitasi dan alam semesta yang mengembang. Jika alam semesta yang lain ada sebelum yang kita tempati ini, gravitasi bisa dilacak kembali ke titik di mana bersatu dengan kekuatan nuklir dan elektromagnetisme. Dan jika alam semesta kita sekarang memperluas ke arah ujung lubang cacing, pergerakan ini (materi gelap yang sulit dipahami) bisa menjadi akses untuk memahami perluasan alam semesta.


Poplawski mengakui bahwa perhitungan perlu perbaikan lebih lanjut dan menerbitkan analisisnya pada hari Senin lalu di Physics Letters B. Untuk satu hal, mereka harus menjelaskan bagaimana lubang cacing terbentuk di tempat pertama. Dan bukan tentang perjalanan antar alam semesta. Fisika dari lubang cacing serupa dengan fisika lubang hitam. Jika anda dapat melewati cakrawala peristiwa lubang cacing maka dapat mengunjungi alam semesta di sisi lain, namun anda tidak pernah bisa kembali. "Anda tidak bisa pulang," kata Poplawski.


Martin Bojowald, kosmolog dari Pennsylvania State University di University Park, mangatakan bahwa dirinya tidak akan berpikir sejauh itu. Proses keruntuhan gravitasi ke lubang cacing oleh analisis Poplawski agak sedikit "dibesar-besarkan." Akan sulit untuk membayangkan hipotesis ini memiliki aplikasi "di luar teori murni," kata Bojowald.


Namun, Eduardo Guendelman, teoritikus dari Ben-Gurion University of the Negev di Beersheba, Israel, menemukan sisi lain dari makalah Poplawski yaitu mendefinisikan persimpangan dua dunia dengan "sangat instruktif." Guendelman mengatakan, pertanyaan kunci adalah apa yang diperlukan untuk terbentuknya lubang cacing.

0 komentar:

Posting Komentar