Label obat umumnya berisi nama dagang atau generik, nama dan alamat pabrik, komposisi, aturan pakai, nomor registrasi contoh : Depkes RI : DTL 123456789012 ( 15 digit ), nomor batch atau kode produksi dan Expired date atau masa kadaluwarsa.
Penggolongan jenis obat
Bulat warna hijau adalah jenis obat bebas yang bisa ditemukan di toko, warung dan apotik. Bulat warna biru adalah jenis obat bebas terbatas yang biasa ditemukan di apotik. Bulat merah dengan tulisan huruf K ditengah adalah jenis obat keras yang diatur dengan resep dokter. Bulat hitam dengan tanda plus ditengah adalah obat bius jenis narkotika yang diatur dengan resep dokter.
Label obat daftar W
P. No. 1: Awas! obat keras, Bacalah aturan memakainya.
P. No. 2: Awas! obat keras, Hanya untuk kumur jangan ditelan.
P. No. 3: Awas! obat keras, Hanya untuk bagian luar dari badan.
P. No. 4: Awas! obat keras, Hanya untuk dibakar.
P. No. 5: Awas! obat keras, Tidak boleh ditelan.
P. No. 6: Awas! obat keras, Obat wasir jangan ditelan.
Penyimpanan Obat
Ruang penyimpanan : aman (bebas serangga), sirkulasi udara baik, suhu (sejuk), terhindar dari matahari. Tata ruang : mudah bergerak. Tersedia palet, rak, almari khusus, almari pendingin. Alat pemadam kebakaran. Penumpukan (kerusakan fisik)
Kebersihan ruangan
Semua obat harus disimpan dengan baik dalam wadah dan tutup yg memenuhi syarat. Label jelas, nama obat dapat dibaca dengan jelas. Obat tanpa etiket/label dan diragukan isinya lebih baik dibuang. Simpan obat sesuai petunjuk pd label (ditempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung)
Penyusunan Obat
Prinsip FIFO ; FEFO. Obat kemasan besar diletakkan di palet. Obat kemasan kecil disusun di rak. Narkotik-psikotropik di almari khusus. Vaksin, suppositoria di almari pendingin. Disusun dan dikelompokan berdasarkan bentuk sediaan obat (syrup, tablet, obat luar, alkes habis pakai, alat kontrasepsi). Disusun secara alphabetis. Cantumkan nama obat pada kartu stok, letakkan dekat bahan obatnya. Obat expired date dipisahkan tersendiri
Pengamatan Mutu
Tablet: perubahan warna, bau , rasa, lembab. Tablet salut: pecah, lengket, rusak. Kapsul: lengket, terbuka, perubahan warna pada cangkang. Salep: berubah warna, bintik2, wadah rusak, perubahan bau (tengik). Cairan: berubah warna,perubahan kekentalan. Injeksi: warna berubah, endapan keruh, wadah rusak, bocor. Pengujian laboratorium
Pemberian Obat
4T1W: Tepat (obat, dosis, sasaran, manfaat), Waspada (efek samping). Etiket: nama pasien, tanggal, no, aturan pakai, instruksi lainnya. Pastikan sendok yg digunakan: sendok teh (Cth) : 5 cc, sendok makan (C) : 15 cc. Berikan penjelasan kepada pasien tentang: cara pemakaian/minum obat, kegunaan obat, penyimpanan serta kemungkinan efek samping obat.
Pencatatan dan Pelaporan
Sarana Pencatatan dan Pelaporan. Kartu stok. Mengetahui ketersediaan obat. Mengetahui kekosongan/kelebihan obat. Mengetahui trend penggunaan obat. Sebagai alat untuk pelaporan. Catatan harian pemakaian/pengeluaran obat. Lembar pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) dan daftar obat rusak/kadaluarsa
Pemesanan Obat
Hitung kebutuhan obat rata2 / bulan. Catat frekuensi pengiriman. Tentukan faktor pemesanan ulang. 3 bila dikirim perbulan. 5 bila dikirim setiap 2 bulan. 7 bila dikirim setiap 3 bulan. 9 bila dikirim setiap 4 bulan. Contoh : kebutuhan amoksilin tiap bulan: 3 botol bila pemesanan dikirim tiap 3 bulan → faktor pemesanan 7, jadi jumlah pemesanan ulang: 3x7 = 21 botol
Dosis Obat
Adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita. Macam-macam dosis antara lain:
Dosis dalam satuan berat (gram, mg, mikrogram)
Dosis dalam satuan isi (ml)
Dosis dalam satuan unit (International Unit)
Dosis medicinalis = dosis terapeutik = dosis lazim
Dosis permulaan = initial dose
Dosis pemeliharaan = maintenance dose
Dosis toxica = dosis sampai terjadi keracunan
Dosis letalis = dosis sampai terjadi kematian
Dosis maksimum
DM: dosis tertinggi yang relatif masih aman (dewasa)
DM prn: dosis boleh melebihi kalau diperlukan dokter → memakai tanda seru (1 – 2 mg )
DM untuk anak
Sumber:www.biologipedia.blogspot.com